Friday, January 9, 2009

THERE'S NO SUCH THING AS 'BLUE-PRINT OF LIFE'


Kemaren, seorang sobat menyuruh saya untuk membaca 1 artikel dari weekendier-the jakarta post
"ini bagus gir..bagus...baca..baca..bagus banget"

ok.

saya baca dan emang bagus.

intinya adalah "living life to the fullest"
seringkali kita suka ngiri atau menganggap gila kepada orang-orang yg berani meninggalkan pekerjaan mereka yang sudah sangat sangat mapan untuk backpacking ke seluruh negara di muka bumi. atau orang yang menjadi volunteer di bidang kemanusiaan, flora & fauna, dsb , dsb..
mereka dibayar berapa sih? mereka makan dari mana sih? kita sering nanya gitu.. karena apa yang mereka kerjakan tidak masuk kategori "normal"
trus apa sih yang disebut normal?
orang kan melakukan sesuatu untuk bisa bahagia, seneng.

tapi apa untuk mencapai kebahagiaan itu jalan yg ditempuh harus sama?
ada blue-print nya
setiap tindakan yang kita lakukan setiap tindakan yang tidak kita lakukan itu semua karena udah "jalan"-nya begitu.
iya gitu?
kayanya gw lebih setuju dengan konsep semua orang memiliki tujuan yang sama dalam hidup.

yaitu kebahagiaan lahir dan bathin.
jadi ga usah menjadikan orang lain sebagai patokan sejauh mana usaha kita, seberapa berhasilnya kita.
semua orang punya standar yang berbeda-beda akan definisi bahagia.

jadi lupain aja tuh 'blue-print' :
sekolah tuh harus minimal sma/D3/S1 dst, dst
harus masuk univ.negeri/sekolah ke luar negeri..

kerja tuh harus dapet gaji minimal sekiaan, pake dasi, punya mobil merek apa..
kawin tuh harus sama orang yang begini, begitu, bibit, bebet, bobot, babi..

terserah lu aja lah!
lakuin apa yang bikin lu bahagia.
ga musti sama persis dengan apa yang orang lakuin untuk bahagia.
titik.


"We spend too much time living in the ‘what if’ and need to learn to live in the ‘what is.’ " Quotes from Rev. Leroy Allison


No comments:

Post a Comment