Wednesday, November 5, 2008

Ahli Manipulasi

Ga tau kenapa, tapi saya diberi kemampuan khusus sama Tuhan. Kemampuan untuk mempengaruhi atau memanipulasi orang untuk bercerita kepada saya. Tanpa saya harus susah-susah berusaha mengorek atau menggali pikiran orang itu, mereka bisa dengan mudah bercerita apapun kepada saya dari mulai curhatan cemen sampaikan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Sepertinya saya mengeluarkan aura yang bisa memberikan kenyamanan dan keamanan buat mereka. Bahkan disaat saya sedang tidak ingin mendengarkan curhat mereka.

Walaupun terkesan saya adalah orang yang terbuka, tapi saya adalah orang yang sangat hati-hati menjaga rahasia saya dan orang lain. Dan saya sangat tertutup mengenai diri saya. Banyak orang yang merasa mengenal saya dengan sangat baik dan dekat, tapi kebanyakan dari mereka tidak tahu menahu mengenai saya. Dalam waktu 15 menit, saya sudah bisa mengetahui masa lalu seseorang plus semua hal-hal sentimentil blablabla tanpa saya harus memancing mereka untuk menceritakannya kepada saya. Kalau saya mengeluarkan 1 buah pertanyaan, saya akan mendapatkan jawaban dari 10 pertanyaan dan terus…Terus…Terus. Sampai orang itu tersadar bahwa dia sudah menceritakan terlalu banyak, terlalu pribadi, atau bahkan tersadar bahwa mereka baru mengenal saya 1-2 hari atau bahkan 10 menit. Bagusnya saya pun mendapatkan teman baru.

Jeleknya, mungkin karena kuping saya terbiasa mendengarkan berbagai macam cerita, masalah, dan tetek bengek lainnya.. hal tersebut berpengaruh besar terhadap reflek mulut saya. Mulut saya seringkali ga sinkron dengan emosi. Seringkali disaat saya pengen curhat, nangis, pokoknya meluapkan kekesalan dengan seseorang yang saya percaya.. mulut saya otomatis terkunci. Kaya di lem pake lem U-HU. MENUTUP RAPAT. Atau bahkan urat mulut saya tertarik kearah pipi.. saya bisa terus tersenyum atau tertawa terbahak-bahak, padahal saya sedang menangis. Paling banter juga saya marah-marah mengumpat kasar. Dan umpatannya pun bersifat netral…misalnya memaki pengendara motor yg menyalip mobil saya dari kiri atau belok ke kiri padahal memasang sen belok kanan. Atau dengan menulis. Tulisan adalah media perantara saya dengan banyak orang. Menulis adalah usaha pembenaran diri agar saya diakui sebagai makhluk sosial yang mampu berinteraksi 2 arah. Tulisan saya terlihat bersifat personal dan “curhat terbuka”….tapi hanya sedikit orang yang mampu “membaca” apa yang sebenarnya saya rasakan di dalam tulisan saya.

Hanya ada 3 orang yang bisa memahami saya. 3 orang sahabat yang sudah saya anggap sedarah dengan saya. Tapi bahkan mereka pun tidak bisa memaksa saya untuk curhat abis-abisan saat itu juga. Mereka tau apa yang saya curhat-in mungkin cuma 50% dari yang sebenarnya ingin saya luapkan. Dan mereka pun menawarkan bahu mereka tanpa mengharuskan saya mengucapkan apapun kepada mereka. Dan saya memang butuh itu. Saya mungkin pendengar yang sangat baik dan pemberi nasehat yang handal, tapi saya bukan pembicara yang baik apabila mengenai diri saya. Lebih baik suruh saya mengajar tanpa buku panduan materi kuliah didepan 150 orang mahasiswa/i daripada menyuruh saya untuk curhat.

Saat ini, ada 2 orang yang sedang dekat dengan saya, sebut saja Mr.X dan Mr. Z. Beberapa hari yang lalu, saya pergi dengan Mr.X . Saya memberikan 1 pertanyaan sederhana dan dia menjawab pertanyaan saya seolah membuka setengah buku hidup dia di depan muka saya. Sampai akhirnya dia tersadar. Damn! I’ve talked too much. Dan dia sadar bahwa dia sama sekali tidak tau apa-apa tentang saya secara up close & personal (tssaaah…kaya judul pelem hihi :P). Mungkin saat ini saya pun baru melihat kulitnya, tapi dia baru melihat bungkus plastik saya. Yaaaah….…………….heuuup ah!

Lain lagi dengan Mr.Z. ibaratnya dia sudah “menelanjangi” dirinya dihadapan saya. Dengan suka rela dan tanpa paksaan apapun. Dan dia mulai merasa kesal. Kesal kepada dirinya sendiri. Kesal dan kecewa kenapa dia tidak bisa menjadi salah satu orang yang bisa membuat saya nyaman dan bisa berbicara kepada dia. Dan saya pun mengulurkan jabatan tangan. Dia pun menjabat tangan saya. Sebagai teman. Dan kami berdua tau ini adalah jalan terbaik untuk sekarang. Sampai kami bisa memberikan rasa aman dan nyaman untuk satu sama lain, kami berdua adalah “teman untuk sementara ini”. (* sial! L)

Yaaah….setelah bahasan panjang diatas… saya merasa “kelebihan khusus” saya adalah berkah sekaligus kutukan buat saya.

‘Berkah’ karena bisa memudahkan saya memahami pikiran banyak orang, menambah ilmu pengalaman hidup banyak orang, bahkan memanipulasi rekan bisnis untuk perjanjian yang lebih menguntungkan buat saya :P.

‘Kutukan’ karena saya ditugasi untuk menjaga banyak rahasia, dan rahasia itu membuat saya terlalu berhati-hati. Sehingga saat ini saya merasa lelah. Saya ingin menemukan “sesuatu/seseorang” dimana saya tidak hanya bercerita tapi saya bisa berteriak selantang dan sekeras mungkin….


~dasartaiayamrasacoklatsialan!~

No comments:

Post a Comment